Friday, March 1, 2019

aqiqah gresik (Mendidik Anak Dengan "Positive Parenting")

AQIQAH GRESIK HUB 0851 000 999 16


Mendidik Anak Dengan "Positive Parenting"

Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mengasuh anak dengan cara positive parenting adalah: AQIQAH GRESIK


1. Mengenali Perkembangan Anak

Kenali kemampuan anak, baik kemampuan kognitif, keterampilan fisik, perkembangan emosi, caranya berinteraksi dengan orang lain, juga masalah-masalah khusus yang dihadapinya.



2. Meluangkan Waktu Berkualitas

Orangtua sebaiknya mau membuka diri untuk mengetahui dunia si kecil. Agar bisa mencoba melihat dunia dari kacamatanya. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menyediakan waktu khusus bagi anak, memberikan perhatian penuh saat meluangkan waktu berkualitas tersebut, isi dengan kegiatan menyenangkan, dan dilakukan dengan rutin. Dr. Adriana menyarankan untuk menciptakan waktu khusus sebelum tidur dengan membacakan dongeng sebelum tidur bagi anak yang masih balita. Atau bagi anak yang sudah remaja, cobalah sesekali membaca buku yang ia sedang baca, misal chicklit atau novel.AQIQAH GRESIK



3. Memberi Dukungan dan Pujian

Tak hanya orang dewasa yang butuh diberikan pujian dan dukungan. Anak-anak pun seperti itu. Mereka butuh afirmasi dan apresiasi, terlebih dari orang yang mereka anggap penting. Dr. Adriana juga menekankan, saat akan memberikan pujian, pastikan tujuannya tepat dan spesifik. Kenali pula karakter anak, hal ini sangat penting, pada saat ingin menyampaikan pujian pada anak pun amat perlu untuk menyesuaikan cara Anda dengan karakternya. Ada anak yang suka dipuji langsung, tapi tidak di hadapan banyak orang, dan sebaliknya. Dukungan dan pujian merupakan cara untuk mengarahkan tapi tidak memaksa anak, plus merupakan cara untuk memberikan semangat agar bangkit kembali ketika ia sedang terjatuh.AQIQAH GRESIK



4. Menjadi Model yang Baik

Bagaimana ia bisa percaya atas apa perkataan dan nasihat orangtuanya jika Anda tidak melakukan sendiri apa yang diperintahkan kepadanya? Ketika Anda ingin anak bisa berlaku sesuai yang diinginkan, sebaiknya Anda tidak hanya bicara tetapi mencontohkan dengan tingkah laku. Cobalah untuk membuka diri dan tidak "jaim" kepada anak, agar ia terbiasa untuk berdiskusi dan bertanya dengan Anda. Dengan memberi contoh yang baik, Anda juga sekaligus mendorongnya untuk menjadi anak teladan.



5. Memberikan Konsekuensi Logis

Dr. Adriana menyarankan agar Anda tidak terlalu mengekang anak. Ketika Anda sudah memberitahukan konsekuensi dari tindakan-tindakan tertentu dan ia tetap melakukan tindakan tersebut, asalkan masih dalam batas yang aman, biarkan ia merasakan konsekuensi tersebut. Kadang hal ini diperlukan untuk meredam rasa penasaran si kecil. Pastikan sangsi atau konsekuensi tersebut masih dalam batasan logis dan bisa dimengerti oleh si anak. Ini akan membantu si kecil belajar bertingkah laku. Cara ini tergolong cukup efektif.


AQIQAH GRESIK
6. Fokus Pada Tingkah Laku Positif

Jangan hanya melarang. Berikan pujian atau reward atas tindakan-tindakan positif yang baik dari si kecil. Saat akan memberikan reward, pastikan dalam bentuk yang tepat dan benar-benar disukai si kecil. Mencoba tawar-menawar dengan si kecil untuk melakukan sesuatu yang ia suka dengan tindakan yang Anda tahu sulit untuk ia lakukan akan menjadi motivasi baginya. Namun, jangan sampai untuk segala hal harus diberikan iming-iming. Abaikan tingkah laku negatif dari anak yang memancing konflik berulang.



7. Bersikap Tegas

Terapkan aturan secara konsisten. Tegurlah anak jika ia berbuat salah dan itu merupakan hal aturan yang sudah disepakati. Jangan lupa untuk bersikap adil pada semua anggota keluarga.



8. Tanamkan Nilai-nilai

Ajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan, seperti sopan santun, tolong-menolong, berbagi, saling mengasihi, dan toleransi. Caranya? Berikan contoh konkret dengan menjadi model. Cara lainnya bisa juga dengan pergi menjalankan ritual agama bersama keluarga.



9. Lakukan Diskusi dan Negosiasi

Diskusi dan negosiasi adalah hal yang wajar dilakukan. Saat seperti ini, penting untuk menghargai pendapat anak dan fleksibel dalam menerapkan aturan. Dengarkan pendapat si anak dan mencoba mencari pemecahan permasalahan bersama. Ajar anak untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Untuk anak yang sudah besar, bicarakan konsekuensi jika ada negosiasi seputar aturan.



10. Ciptakan Komunikasi Efektif

Yang namanya komunikasi efektif dengan lawan bicara, butuh kesepakatan. Dalam hubungan personal, tentu komunikasi akan lebih efektif jika terjadi dalam dua arah. Selain Anda harus bisa menyampaikan pesan dengan jelas dan berharap ia bisa mengerti, Anda juga harus bisa mendengarkan dengan hati. Mendengarkan dengan hati adalah berusaha menangkap apa yang dirasakan oleh si anak, dengan tidak emosi, fokus dan konsentrasi kepadanya, tidak terbagi dengan hal-hal lain.



11. Disiplin Jelas & Konsisten

Ketika membuat aturan di dalam keluarga, pastikan aturannya cukup jelas dan fleksibel, juga terdapat kesepakatan di antara keluarga. Jika orangtua ada ketidaksepakatan, pastikan tidak bertengkar di depan anak. Jika ada konsekuensi, beritahukan dan sepakai sejak awal. Hal-hal semacam ini akan membantu mendorong anak untuk mandiri.



Dr. Adriana menyimpulkan, dalam hal aturan, jika disampaikan dengan jelas dan sudah disepakati bersama, lalu dijalankan dengan konsisten, akan menjadi hal yang positif.



Selain sebelas langkah di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua:



1. Pola asuh harus dinamis

Kenapa? Karena pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak batita tentu berbeda dari pola asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya, kemampuan berpikir batita kan masih sederhana, jadi pola asuh harus disertai komunikasi yang tidak bertele-tele dengan bahasa yang mudah dimengerti.



2. Pola asuh harus Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak

Ini perlu dilakukan karena setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat. Umpamanya, kala si kecil mendengarkan alunan musik, dia kok tampak lebih tertarik ketimbang anak seusianya. Bisa jadi, ia memang memiliki potensi kecerdasan musikal. Nah, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.



Selain pemenuhan kebutuhan fisik, orang tua pun mesti memenuhi kebutuhan psikis anak. Sentuhan-sentuhan fisik seperti merangkul, mencium pipi, mendekap dengan penuh kasih sayang, akan membuat anak bahagia sehingga dapat membuat pribadinya berkembang dengan matang. Orang tua lebih mengetahui anaknya sendiri dibandingkanbaby sitter.



3. Ayah-ibu mesti kompak

Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak. Jangan sampai orang tua saling bersebrangan karena hanya akan membuat anak bingung. Ayah dan ibu adalah pengasuh terbaik dibandingkanbaby sitter profesional sekalipun.



4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua

Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami. Kelak diharapkan anak bisa menjadi manusia yang memiliki aturan dan norma yang baik, berbakti dan menjadi panutan bagi temannya dan orang lain.



5. Komunikasi Efektif AQIQAH GRESIK

Bisa dikatakan komunikasi efektif merupakan sub-bagian dari pola asuh efektif. Syarat untuk berkomunikasi efektif sederhana kok, yaitu luang waktu untuk berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat anak. Bukalah selalu lahan diskusi tentang berbagai hal yang ingin diketahui anak. Jangan menganggap usianya yang masih belia membuatnya jadi tak tahu apa-apa. Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan saran, masukan, atau meluruskan pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih terarah dan dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal.



6. Disiplin

Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh. Mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah atau menyimpan sesuatu pada tempatnya dengan rapi. Lantaran itu, anak pun perlu diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola kegiatannya. Namun, penerapan disiplin mesti fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi anak. Anak dengan kondisi lelah, umpamanya, jangan lantas diminta mengerjakan tugas sekolah hanya karena saat itu merupakan waktunya untuk belajar.



7. Orang tua Konsisten

Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tak boleh minum air dingin kalau sedang terserang batuk. Tapi kalau anak dalam keadaan sehat ya boleh-boleh saja. Dari situ ia belajar untuk konsisten terhadap sesuatu. Yang penting setiap aturan mesti disertai penjelasan yang bisa dipahami anak, kenapa ini tak boleh, kenapa itu boleh. Lama-lama, anak akan mengerti atau terbiasa mana yang boleh dan tidak. Orang tua juga sebaiknya konsisten. Jangan sampai lain kata dengan perbuatan. Misalnya, ayah atau ibu malah minum air dingin saat sakit batuk



artikel ini di ambil dari :  https://www.ibudanbalita.com/

harga aqiqah gresik 0851 000 999 16

harga aqiqah gresik 0851 000 999 16





Thursday, February 28, 2019

Harga Aqiqah Gresik 2022 hub 0851 000 999 16

Harga Aqiqah Gresik 2022 hub 0851 000 999 16




adab ketika berhadapan dengan ibu bapa kita


35 adab ketika berhadapan dengan ibu bapa kita

1. Tutup hand phonemu. Dan jauhkan HP ketika kehadiran mereka
2. Diam untuk mendengar cerita mereka
3. Terima pendapat mereka
4. Memberi respon baik terhadap cerita mereka
5. Berhadapan  dengan mereka dalam keadaan merendah diri
6. Selalu memuji mereka
7. Bagikan kepada mereka cerita yang menggembirakan
8. Tidak menyampaikan kepada mereka cerita yang buruk
9. Memuji kawan-kawan mereka Dan orang yang mereka sayang
10. Ingat jasa mereka
11. Merasa takjub terhadap cerita mereka walau sudah berulang-ulang kali
12. Tidak menyebut urusan yang menyakitkan yang telah berlalu
13. Hindari pembicaraan  yang berlebihan
14. Duduk sopan bersama mereka
15. Tidak meremehkan pendapat mereka
16. Tidak memotong percakapan mereka dan tidak meninggalkan mereka ketika mereka bercerita
17. Menghormati umur mereka Dan tidak membebankan mereka dengan cucu-cucu (menitipkan anakmu pada orang tua)
18. Tidak menghukum anakmu (cucu mereka) di hadapan mereka
19. Terima sepenuhnya nasihat dan pendapat mereka
20. Memuliakan kehadiran mereka
21. Tidak meninggikan suara terhadap mereka
22. Tidak berjalan di hadapan mereka
23. Tidak makan sebelum mereka makan
24. Tidak membebani mereka dengan masalahnmu (seolah2 ada yg pelik)
25. Berbangga dengan mereka walau pun mereka tidak layak untuk itu (untuk urusan yang di banggakan itu)
26. Tidak melunjurkan kaki di hadapan mereka Dan jgn memberi mereka sesuatu dari arah belakang
27. Tidak mencaci terhadap kemarahan mereka
28. Mendoakan untuk mereka setiap waktu
29. Tidak memperlihatkan kepenatan Dan keletihan di hadapan mereka
30. Tidak mengetawakan atas kesalahan mereka
31. Menolong mereka sebelum mereka meminta
32. Selalu mengunjungi mereka dan tidak membuat mereka marah
33. Memilih perkataan yang baik ketika berbicara dengan mereka
34. Panggil mereka dengan sebutaan yang mereka suka
35. Dahulukan mereka dari semua urusanmu dan orang lain.

Membentuk sikap kepemimpinan anak "aqiqah gresik"

aqiqah gresik

Membentuk sikap kepemimpinan anak memang tidak mudah butuh kesabaran dan kesiapan yang matang, Setiap orang tua tua pasti mendambakan buah hatinya kelak akan menjadi seorang pemimpin. Entah suatu hari nanti sang buah hati akan menjadi pemimpin negeri ini, pemimpin dunia, ataupun menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Jiwa kepemimpinan memang sangatlah penting dimiliki oleh setiap anak karena dengan begitu anak akan mulai belajar tanggung jawab dan hidup mandiri.

Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah suatu sistem ketika kita mampu mengatur suatu kondisi yang buruk menjadi lebih baik. Pemimpin bukan hanya seorang presiden atau kepala rumah tangga, melainkan yang dimaksud kepemimpinan yakni kita mampu mengatur diri kita agar mampu mengendalikan suasana lingkungan di luar misal kita berani bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan serta kita mampu bekerja sama dengan lingkungan sekitar dalam hal apa pun.

Mendidik anak atau mempersiapkan seorang anak menjadi seorang pemimpin memang membutuhkan kesabaran ekstra karena tidak setiap anak mampu mendengarkan instruksi yang diberikan. Oleh sebab itu dalam mendidik anak kita harus memiliki trik khusus agar anak yang kita didik sesuai dengan apa yang kita harapkan. Misal sebagai orang tua, kita bisa mengajarkan tanggung jawab kepada anak dengan membiasakannya merapikan tempat tidurnya usai bangun tidur.

Pendidikan yang baik merupakan salah satu faktor utama dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan pada anak. Sebelum mengarahkan seoarang anak menjadi pemimpin yang baik, orang tua juga harus mempersiapkan pendidikan yang menyangkut tentang agama. Penting sekali seorang anak dibekali ilmu agama karena dengan begitu anak mampu mempertimbangkan keputusannya sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits. Jadi anak akan tahu mana keputusan yang nantinya akan diambil apakah baik untuk kemaslahatan masyarakat atau tidak.

Membentuk Karakter Anak Menjadi Seorang Pemimpin

Sebagai orang tua tentu kita memahami karakter anak kita masing-masing. Ada anak yang memang berkarakter keras kepala, suka menangis, manja, dan pendiam. Begitulah karakter anak, maka dari itu sebagai orang tua kita harus mampu mengarahkan anak kita agar dia mampu mengaplikasikan apa yang kita berikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi karakter anak yang beraneka ragam tentu sebagai orang tua kita tak boleh mudah menyerah atau memanjakan anak karena jika kita bersikap seperti itu maka sampai kapan pun kita tidak akan mampu mengarahkan anak menjadi seorang pemimpin. Membentuk karakter pemimpin pada anak dapat kita tanamkan sejak dini. Melalui pedoman pendidikan yang baik, kita mampu membentuk karakter anak yang tadinya pendiam, keras kepala, dan manja dapat kita ubah karakternya menjadi seorang anak yang pemberani, bertangung jawab, dan penuh disiplin.

Hal itu tentu membutuhkan proses yang cukup lama, tapi sebagai orang tua kita harus sabar dalam mendidik anak. Selain itu faktor keluarga juga berperan dalam membentuk karakter seorang anak menjadi pemimpin. Dalam lingkungan keluarga peran kedua orang tua dan sekitar dapat memotivasi anak untuk terus berusaha menjadi anak yang cerdas dan mampu memimpin dirinya sendiri. Sebagai orang tua kita juga harus menciptakan suasana rumah atau keluarga yang nyaman, karena rumah merupakan tempat sang anak untuk beristirahat dan berbagai cerita kepada orangtuanya perihal kejadian yang dia alami.

Orang tua juga bisa memberikan tanggung jawab kecil kepada anak agar dia mampu hidup mandiri dan menyelesaikan permasalahan yang dia alami. Peran orang tua di sini begitu penting karena arahan yang diberikan orang tua kepada anaknya akan menentukan jalan yang dipilih seorang anak apakah ia akan mampu hidup mandiri atau tidak sebagai seorang anak.

Menstimulasi Jiwa Kepemimpinan pada Anak

Selain faktor pendidkan, lingkungan dan keluarga adalah hal penting yang dapat menumbuhkan karakter anak menjadi seorang pemimpin sejati. Kita sebagai orang tua juga dapat menumbuhkan sikap kesadaran kepemimpinan dengan menstimulasi jiwa anak melalui permainan, pelajaran, atau metode pendekatan lainnya agar tumbuh jiwa kepemimpinan pada diri anak.

Sikap yang biasa dimiliki oleh seorang pemimpin yakni adalah kejujuran. Hal pertama yang kita bangun agar anak menjadi seorang pemimpin tentu kita harus mengajarkan kejujuran pada diri anak. Dengan membiasakan jujur pada anak sejak dini tentu akan membuat sang anak terbiasa hingga dewasa untuk terus berkata jujur.

Kejujuran sangatlah penting dimilki oleh seorang pemimpin yang baik.  Agar sang anak terbiasa bersikap jujur, maka orang tua pun harus jujur dan saling terbuka kepada sang anak. Misal, kita biasakan sang anak dalam kehidupan sehari-hari diberi tugas kecil sepeti memberikan uang untuk menabung, dan setelah uang itu dia tabungkan, dia harus memberi laporannya kepada kita, dengan begitu anak akan terbiasa hidup jujur.

Selain kejujuran, sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin yakni integritas. Integritas atau kata lain kepercayaan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menjaga amanah. Integritas di sini juga dapat kita tumbuhkan kepada sang anak dengan memberikan kepercayaan penuh bahwa sang anak mampu mengerjakan tugas-tugas kecilnya.

Menumbuhkan sikap kepeimpinan pada anak dapat kita lakukan dengan membiasakan pada anak agar terus hidup penuh tanggung jawab dan kemandirian. Agar anak mampu tumbuh sesuai dengan harapan kita maka kepercayaan penuh harus diberikan pada anak agar mampu menjadi seorang pemimpin di masa mendatang.

Sikap adil dan bijaksana merupakan salah satu hal yang juga wajib dimliki oleh seorang pemimpin. Orang tua harus pula mengarahkan pendidikan agar sang anak mampu menjadi seorang peminpin sejak dini. Misal, setiap kali anak akan berangkat kesekolah, kita dapat memberikan bekal lebih kepada sang anak agar bekal tersebut dia berikan kepada teman-temannya secara adil dan merata. Selain itu, orang tua juga bisa memberikan pilihan yang menarik bagi sang buah hati untuk memilih mainan mana yang akan dia ambil di toko mainan sesuai dengan pertimbangan dan saran dari orang tua agar anak natinya akan terbiasa mengambil keputusan-keputusan dengan bijak.

Seorang pemimpin haruslah pemberani dalam mengambil sebuah keputusan. Pemimpin yang baik juga  pemimpin yang selalu mau belajar serta mampu mendengarkan saran dan kritik dari orang lain.  Sifat pembelajar tak lepas dari kepiawaian seorang pemimpin yang haus akan ilmu. Oleh karena itu agar anak mampu menjadi pembelajar yang baik, maka orang tua bisa memberikan pengalamananya kepada sang anak dan terus memotivasinya agar terus mau belajar dalam meraih cita-citanya.

Sifat terakhir dari seorang pemimpin yakni mampu bekerja sama. Sifat bekerja sama ini dapat kita tumbuhkan kepada sang anak melalui metode permaianan atau pelajaran yang berkaitan dengan kerja sama. Orang tua juga bisa mengajak sang anak ikut kerja bakti di lingkungan rumah. Semoga kelak sang anak bisa menerima arahan yang kita berikan agar dia mampu menjadi seorang pemimpin dan hidup mandiri.

Tips Membentuk Anak Jadi Pemimpin :

– Puji perilaku kepemimpinan mereka.
– Tanyai pendapat mereka tentang sebuah pilihan. Dengan menjawab pertanyaan pilihan, maka kemampuan berbicara dan membuat keputusan yang baik akan teruji.
– Mengenalkan para pemimpin. Entah dari buku cerita, acara di TV, atau orang-orang yang ada di lingkungan kita, bisa jadi sumber ilmu tentang pemimpin yang hebat.
– Lakukan kegiatan yang membantu mereka menunjukkan kemampuan memimpin. Dengan membiarkan anak membantu mengatur barisan teman-temannya saat acara outing dari sekolah, maka anak dengan sendirinya dibiasakan untuk melakukan hal-hal memimpin.
– Bantu menentukan tujuan pribadi. Ketika sang anak menentukan tujuan untuk diri mereka sendiri, yang tak ada hubungannya dengan kepentingan orang lain, otomatis mereka akan menunjukkan kemampuan memimpin. Bantulah agar arah tujuannya benar.

Sumber : muzakki.com